Pendidik di Era Digital: Memandu Generasi, Menata Peradaban

Avatar admin
Pendidik di Era Digital: Memandu Generasi, Menata Peradaban

Pendidik di Era Digital: Memandu Generasi, Menata Peradaban

Siang ini, sebelum melanjutkan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari di momen lebaran yang ke-3, entah mengapa ada rasa krentek yang mendorong penulis untuk menulis tentang sosok pendidik. Bukan karena posisi atau profesi penulis sebagai dosen, tetapi lebih karena merasa terpanggil untuk sedikit mengelaborasi posisi strategis pendidik di era digital ini. Ini bukan hanya tentang pekerjaan, melainkan tentang misi hidup sebagai bagian dari proses pendidikan bangsa, khususnya untuk mengajak generasi muda, calon pemimpin bangsa di masa depan.

Hari ini, di tengah banjir tsunami informasi, muncul pertanyaan besar—bagaimana posisi pendidik sebenarnya di era digital ini? Saat dunia bergerak begitu cepat, informasi datang begitu deras, dan teknologi merubah hampir setiap aspek kehidupan kita, apakah peran pendidik tetap relevan? Apakah kita masih bisa memainkan peran vital yang telah dilakukan oleh pendidik-pendidik kita di masa lalu?

Ada satu momen dalam sejarah yang selalu mengingatkan penulis pada esensi menjadi pendidik. Ketika Jepang hancur setelah dibom atom oleh Sekutu, Kaisar Hirohito bertanya kepada prajurit dan jenderal perangnya, “Masih adakah guru yang hidup?” Pertanyaan ini bukan sekadar soal keberadaan fisik seorang guru, tetapi tentang apa yang guru representasikan—yaitu kekuatan yang bisa membangkitkan semangat dan membangun peradaban baru. Lalu, ketika dijawab, “Masih!”, Kaisar Hirohito yakin bahwa Jepang akan bangkit. Karena dia tahu, jika pendidik masih ada, maka ada harapan untuk menghidupkan kembali bangsa ini.

Spirit itulah yang memeluk penulis pada siang ini. Sebuah keyakinan bahwa pendidik adalah kunci kebangkitan bangsa, dan Indonesia, di tengah segala tantangannya, juga bisa bangkit jika pendidikannya tetap berfungsi dengan baik. Pendidik adalah pondasi yang akan membangun bangsa yang lebih baik di masa depan, meskipun berada di era digital yang sangat dinamis.

Pendidik di Era Digital: Lebih dari Sekadar Pengajar

Di era digital, peran pendidik tidak lagi hanya terbatas pada ruang kelas. Pendidikan bukan hanya soal memberikan materi, tetapi juga membentuk karakter dan kemampuan berpikir kritis pada generasi muda. Pendidik hari ini harus menjadi fasilitator yang mengarahkan siswa untuk bisa memilah informasi yang datang dengan begitu deras dari berbagai platform digital. Mereka bukan sekadar pengajar, tetapi pemimpin yang mengajarkan kepemimpinan, kreativitas, dan integritas.

Tugas pendidik bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan, moralitas, dan semangat nasionalisme. Sebagai pendidik, kita diharapkan mampu menggunakan teknologi untuk memberdayakan siswa, memotivasi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.

Menghadapi Banjir Informasi: Tugas Pendidik Menjadi Penuntun

Hari ini, dunia kita penuh dengan informasi yang tidak selalu mudah dipahami atau bahkan benar. Media sosial, video viral, dan berita palsu adalah kenyataan yang harus dihadapi oleh generasi muda. Maka, peran pendidik menjadi semakin strategis. Seorang pendidik harus mengajarkan bukan hanya pengetahuan teknis, tetapi juga bagaimana cara berpikir kritis, memilah informasi, dan membuat keputusan yang bijak.

Lebih jauh lagi, pendidik harus mampu mengajarkan nilai-nilai kehidupan, supaya di tengah kemudahan teknologi dan banyaknya pilihan, para siswa tidak kehilangan arah. Pendidik harus menjadi contoh dan pembimbing, bukan hanya dalam bidang akademik, tetapi dalam membangun karakter dan jiwa kepemimpinan.

Kehadiran Pendidik yang Tidak Terbatas Ruang dan Waktu

Di era digital, kelas fisik bukan lagi satu-satunya ruang untuk belajar. Pendidikan bisa berlangsung di mana saja dan kapan saja. Teknologi memberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri, mengakses berbagai materi, dan berbagi pengetahuan antar siswa dan guru, bahkan tanpa harus bertemu langsung. Namun, walaupun teknologi mendominasi banyak aspek kehidupan, peran pendidik tidak akan pernah tergantikan.

Pendidik di era digital harus terus berkembang, menguasai teknologi, tetapi lebih penting lagi, menjaga misi mulia untuk mendidik generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudi pekerti. Seorang pendidik di era digital adalah pembimbing yang tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga mendalami esensi dari setiap pembelajaran yang diberikan.

Kesimpulan: Mendidik dengan Visi dan Hati

Sebagaimana Kaisar Hirohito yakin bahwa Jepang akan bangkit setelah dihancurkan dalam perang, kita pun harus yakin bahwa Indonesia akan bangkit melalui pendidikan yang mencerahkan dan memotivasi generasi muda untuk menjadi lebih baik. Pendidik adalah arsitek masa depan bangsa—dan kehadiran mereka tidak hanya untuk mengajarkan materi, tetapi juga untuk menanamkan semangat kebangsaan, kreativitas, dan keinginan untuk terus belajar.

Kita, para pendidik, memiliki tugas yang sangat penting di tengah dunia yang berubah ini. Kita bukan hanya mengajar, tetapi mendidik dengan hati, memberi teladan, dan membuka jalan bagi mereka yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Di tangan pendidik, masa depan Indonesia akan ditemukan.

Penulis: Dr. Agus Andi Subroto (Kaprodi Manajemen ITB Yadika Pasuruan Jawa Timur)

Please follow and like us:
fb-share-icon
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Luar Negeri:
1500 — 1960

Sebuah pameran tentang representasi yang berbeda dari laut sepanjang waktu, antara abad keenam belas dan kedua puluh. Berlangsung di Ruang Terbuka kami di Lantai 2 .

RSS
Follow by Email
WhatsApp