Radikalisme atau Pencerahan? Membaca Ulang Spirit Islam Berkemajuan Muhammadiyah

Avatar admin
Radikalisme atau Pencerahan? Membaca Ulang Spirit Islam Berkemajuan Muhammadiyah

“Bernahi munkar tidak dilakukan dengan cara-cara yang Munkar, tetapi dengan cara yang Ma’ruf,” (Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.)

Tulisan ini merespon atas tanggapan isu negatif terhadap Muhammadiyah yang menganggap sebagai radikalisme keagamaan. Ungkapan Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nasir, M.Si. pada Tanwir Muhammadiyah Bengkulu 6 tahun silam pada kutipan di atas, jauh sebelum isu radikalisme Muhammadiyah berhembus yang menjadi dasar pada tulisan ini. Beberapa pengamat mengatakan bisa saja isu tersebut dihembuskan oleh pihak ketiga dengan maksud memecah belah umat.

Konsep beragama yang mencerahkan merujuk pada ajaran agama yang membawa cahaya (nur) dan pencerahan bagi kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat. Ini terwujud melalui tiga pilar: spiritualitas, ilmu pengetahuan, dan akhlak mulia, yang memungkinkan pemeluknya untuk memiliki hati, pikiran, dan tindakan yang tercerahkan oleh nilai-nilai luhur Islam telah ditunjukkan oleh Muhammadiyah.

Mencerahkan bagi Muhammadiyah dapat berarti membuat menjadi cerah (tidak suram/buram, jernih, atau tidak gelap), seperti menerangkan atau mencahayakan cahaya. Dalam konteks lain, mencerahkan bisa berarti membuat suasana menjadi lebih baik atau menyenangkan, seperti menceriakan, menggembirakan, atau menyenangkan.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang menisbahkan namanya sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw. berkomitmen kuat untuk mewujudkan Islam sebagai agama yang mencerahkan kehidupan manusia. Sejak berdiri tahun 1912 di Yogyakarta hingga saat ini Muhammadiyah menjalankan misi dakwah dan tajdid yang mencerahkan Umat dan Bangsa ini. Hal ini sejalan dengan pandangan dan praksis Muhammadiyah itu sendiri, yaitu membawa Islam Berkemajuan.

Beragama bagi Muhammadiyah berarti mengembangkan pandangan, sikap, dan praktek keagamaan yang berkarakter pertengahan (wasatiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat tidak memandang gender, menjunjung tinggi akhlak (adab), dan memajukan kehidupan umat manusia.

Beragama yang mencerahkan melalui literasi dan membangun sikap jujur, amanah, adil, ihsan, dan kasih sayang terhadap seluruh umat manusia tanpa memandang SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) sebagai aktualisasi nilai dan misi Islam sebagai penyebar rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). Melalui Muhammadiyah Islam menjawab problematika kemanusiaan seperti kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural. Dari sini Muhammadiyah mendirikan lembaga pendidikan, rumah sakit, puskesmas, panti asuhan, lembaga dakwah, pusat kajian, dsb.

Penggunaan media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, IG, dll. yang mencerahkan dengan khazanah literasi yang mengedepankan tabayyun, ukuwah, ishlah, dan ta’aruf yang menunjukkan akhlak mulia. Sebaliknya menjauhkan diri dari sikap saling merendahkan, tajassus, suudzon, memberi label buruk, menghardik, menebar kebencian, saling bermusuhan, dan berperangai buruk lainnya yang menggambarkan akhlak tercela. Dengan beragama yang mencerahkan akan lahir sikap hidup mulia yang menebar rahmat bagi seluruh alam.

Jihad dalam pandangan Muhammadiyah bermakna sebagai ikhtiar mengerahkan segala kemampuan (badl al-juhdi) untukmewujudkan kehidupan seluruh umat manusia yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat. Jihad dalam hal ini bukanlah perjuangan dengan kekerasan, konflik, dan permusuhan; namun jihad dapat diwujudkan dalam perjuangan menegakkan keadilan dan kemajuan umat manusia yang membawa pada kebaikan hidup untuk semua.

Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan kehidupan yang semakin hari semakin kompleks, Muhammadiyah membangun spirit keagamaan yang mencerahkan. Muhammadiyah menghadirkan perubahan strategi perjuangan, yaitu dari perjuangan melawan sesuatu (al-jihad lil al-mu’arradlah) kepada perjuangan menghadapinya (al-jihad lil al-muwajahah) dalam gerakan dakwah yang memberikan jawaban-jawaban alternatif terbaik untuk mewujudkan kehidupan yang lebih utama. Menghadirkan dakwah yang mencerahkan untuk memberi jawaban atas problem-problem kemanusiaan seperti kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, perusakan sumber daya alam dan lingkungan, terorisme, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural.

Untuk membangun manusia yang berkarakter dan religius, serta berkemajuan dalam menghadapi berbagai persaingan global dibutuhkan konsep beragama yang mencerahkan agar tidak tertinggal dengan bangsa dan umat lain. Muhammadiyah membangun manusia yang berkarakter kuat, bermental yang membedakan dengan orang lain seperti percaya diri, keikhlasan, berani, jujur, komitmen, tenggang rasa, toleransi, dan progresif menuju Indonesia Berperadaban.

Dalam kehidupan berpolitik, beragama yang mencerahkan dapat menumbuhkan ukhuwah, toleran, terbuka, bijaksana terhadap perbedaan pilihan. Menjauhkan politik yang menghalalkan segala cara, provokasi, lempar batu sembunyi tangan yang dapat mengakibatkan rusaknya sendiri kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid berkomitmen mewujudkan Islam sebagai agama yang mencerahkan.

Misi utama Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan adalah membawa umat menuju cahaya (hidayah) dengan membebaskan, memberdayakan, dan memajukan masyarakat dari “kegelapan” (kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan) melalui dakwah, tajdid (pembaharuan), serta aksi sosial di berbagai bidang seperti pendidikan dan kesehatan. Gerakan ini menekankan Islam sebagai agama yang mencerahkan (din al-tanwir), dengan tujuan mewujudkan kehidupan yang maju, adil, dan bermartabat, sejalan dengan semangat Indonesia berkemajuan.

Dalam efektivitas dakwahnya, Muhammadiyah memiliki misi dan bidang gerakan. Misi gerakan pencerahan Muhammadiyah adalah, pertama membebaskan manusia dari belenggu kebodohan, kemiskinan, dan ketertinggalan, serta memberdayakan manusia untuk mencapai kemajuan. Kedua, berusaha menghadirkan Islam sebagai agama yang memberikan pencerahan dan solusi atas berbagai masalah kemanusiaan.

Sementara dalam bidang gerakan Muhammadiyah melakukan pencerahan melalui pendidikan, kesehatan, dan tindakan sosial. Bidang pertama, pendidikan sebagai pilar utama, Muhammadiyah mengembangkan pendidikan berbasis nilai Islam dan modern, serta memanfaatkan teknologi dan pendekatan inklusif.

Bidang kedua kesehatan, Muhammadiyah aktif sebagai agen perubahan dengan memperkuat program pencegahan penyakit, edukasi gaya hidup sehat, advokasi pelayanan kesehatan, serta pemanfaatan teknologi digital untuk penyebaran informasi kesehatan yang terpercaya. Terakhir bidang sosial, Muhammadiyah bergerak untuk membangun masyarakat yang adil dan beradab melalui aksi sosial yang membela kaum lemah dan mendirikan pranata sosial yang utama.

Terakhir, sebagai Ormas Keberagaman yang mencerahkan, Muhammadiyah memiliki nilai kepribadian, diantaranya: pertama transformatif. Gerakan ini dinamis dan progresif, berupaya melakukan transformasi dalam berbagai bidang kehidupan untuk menjawab tantangan zaman. Kedua, bebas dari kekerasan. Jihad dalam pandangan Muhammadiyah bukanlah perjuangan dengan kekerasan, melainkan upaya mengerahkan kemampuan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan menjadi jawaban atas permasalahan kompleks. Prinsip berjihad dalam Islam Berkemajuan dapat diartikan bukan dengan kekerasan, melainkan ikhtiar mengerahkan kemampuan untuk menciptakan kehidupan yang maju, adil, makmur, dan beradab.

Please follow and like us:
fb-share-icon
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Luar Negeri:
1500 — 1960

Sebuah pameran tentang representasi yang berbeda dari laut sepanjang waktu, antara abad keenam belas dan kedua puluh. Berlangsung di Ruang Terbuka kami di Lantai 2 .

RSS
Follow by Email
WhatsApp