Cendekiawan Kampung Sukses Gelar Festival Startup Desa
Program pengembangan kewirausahaan pemula bernama “Startup Desa” yang diselenggarakan oleh Cendekiawan Kampung dan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Pandeglang memasuki babak final dan telah mendapatkan juaranya. Kegiatan final bertajuk Festival Startup Desa tersebut diikuti oleh 27 finalis yang berasal dari Kabupaten Pandeglang, dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Pandeglang (5/3/24).
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Pandeglang, Hj. Raden Dewi Setiani, meyampaikan bahwa kegiatan Startup Desa ini sangat penting untuk mengasah minat mahasiswa dan pemuda Pandeglang di bidang wirausaha.
“Saya baru saja ditetapkan sebagai Kadisdikpora yang baru. Alhamdulillah, senang sekali di hari pertama bekerja langsung mendapati kegiatan positif seperti ini. Pemerintah akan mendukung program baik ini.” Ujarnya.
Selain Kadisdikpora, hadir pula Wakil Ketua DPRD Pandeglang TB. Asep Rafiudin Arief yang turut menyampaikan sambutan. Dia mendorong Disdikpora, terutama Bidang Pembinaan Pemuda dan Olahraga untuk menyelenggarakan program-program yang substantif dan berorientasi pada pembangunan mental pemuda.
“Pemuda harus kita dorong untuk sibuk dengan kebaikan dan hal-hal yang produktif. Karena kalau tidak demikian mereka akan sibuk dengan hal-hal yang sebaliknya. Kita dukung terus kolaborasi antara Cendekiawan Kampung dengan Disdikpora Pandeglang.” Tegasnya.
Program Startup Desa #1 diikuti oleh 58 peserta dari berbagai kampus di Banten. Melalui seleksi yang ketat, terdapat 48 peserta yang mengikuti seleksi presentasi pitch deck bisnis. Peserta terus dikurasi hingga meloloskan 27 peserta yang mengikuti mentoring bisnis selama dua bulan, yakni pada Desember 2023 – Januari 2024. Setelah sesi mentoring berakhir, terseleksilah 15 orang yang terdiri atas 5 kelompok bisnis rintisan yang mengikuti Festival Startup Desa yang merupakan babak final.
Pada babak final, peserta diminta untuk memamerkan produk dan konsep bisnisnya pada meja stand yang disiapkan panitia. Dalam kesempatan tersebut, dewan juri mengamati pameran produk/karya peserta, lalu melakukan proses pendalaman dengan memberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta.
Berdasarkan hasil penjurian didapatkanlah juara Startup Desa #1. Mereka adalah: Juara 1 Healthy Family Drink dengan produk the kelor (mahasiswa FISIP Untirta dan Uniba), Juara 2 MHD Food dengan produk Puff Popcorn Gandum (mahasiswa STKIP Syekh Manshur Pandeglang), dan Juara 3 Agrokayas dengan produk buah semangka sehat (mahasiswa FT Untirta). Sedangkan dua juara harapan adalah Dudukuy Corp dari SMKN 1 Pandeglang dan Bank Sampah Panimbang Jaya dari FEB UNMA Banten.
Para pemenang mendapatkan hadiah berupa plakat, sertifikat dan uang tunai. Hadiah uang tunai masing-masing Juara 1 senilai Rp 7.000.000, Juara 2 Rp 5.000.000, Juara 3 Rp 3.000.000, dan juara harapan senilai Rp. 2.000.000 sebagai upaya untuk mendukung keberlanjutan dan perkembangan produk yang ada.
Penandatanganan Kerja Sama CK dengan Kampus
Dalam ajang tersebut juga berlangsung penandatanganan kerja sama antara Cendekiawan Kampung dengan beberapa mitra kampus. Di antaranya kerja sama FKIP Untirta dalam program MBKM Mandiri. Dalam kesempatan tersebut, Prodi PNF sekaligus mengantarkan tiga mahasiswanya untuk magang di Cendekiawan Kampung. Kemudian Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNMA Banten untuk kerja sama pengabdian masyarakat dan penelitian. Pula Fakultas Agama Islam UNMA Banten untuk kerja sama tridharma perguruan tinggi.
Atih Ardiansyah, CEO Cendekiawan Kampung, memandang bahwa penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini cukup strategis mengingat program-program CK yang berfokus pada pembangunan kawasan perkampungan harus berkelanjutan.
“Program-program Cendekiawan Kampung membutuhkan keterlibatan insan kampus secara berkelanjutan. Selama ini program-program kami bersama mitra menyasar mahasiswa sebagai aktor dan kolaborator di perkampungan. Kami memberikan bantuan pembiayaan program untuk mendorong pembangunan berbasis manusia. Kami mengajak para akademisi sebagai dosen pembimbing dan desa tempat mahasiswa mengimplementasikan gagasannya menjadi desa binaan bagi kampus-kampus. Menurut saya, ini formula mujarab menjaga keberlanjutan pembangunan manusia di perkampungan.” Tutur Atihard, yang juga dosen di Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta.