Tips Mendidik Anak Penyandang Disabilitas di Masa Pandemi

Avatar admin
Tips Mendidik Anak Penyandang Disabilitas di Masa Pandemi

Serang, amalinsani.org. “Perawatan dan pendampingan anak penyandang disabilitas saat pandemi ini  harus diperlakukan sama dengan anak-anak pada umumnya. Tetap lakukan pemenuhan kebutuhan dasar tumbuh kembang anak.” Demikian diungkap oleh Dewi Sartika, penggiat Parenting dan juga Aktifis Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Riau dalam acara Webinar Nasional Series The Power of Parenting yang diselenggarakan oleh Amal Insani Foundation, Kamis (4/11/2021)

Lebih jauh Dewi mengatakan, setidaknya ada 4 (empat) hal yang harus dipersiapkan oleh seorang dalam konseling Penyandang Disabilitas; pertama, memetakan dan memahami kebutuhan anak penyandang disabilitas; kedua, menyiapkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan dan memberikan pelatihan; ketiga, menyiapkan sarana dan prasarana yang akomodatif, aksesibel dan informatif mencakup kebutuhan penyandang disabilitas; dan keempat, menentukan bentuk dan jenis pelaksanaan, monitoring, evaluasi konseling, koordinasi dan kolaborasi dengan pihak terkait.

Selain Dewi Sartika, hadir sebagai narasumber Webinar adalah Joli Afriani selaku Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (UNUSU) Medan dan Yuni Tanjung Utami selaku Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Webinar yang dilaksanakan dalam rangkain Milad ke 5 Amal Insani Foundation juga menghadirkan Hj. Kurota Akyun selaku Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Serang sebagai Keynote Speaker, dan Webinar dipandu oleh Moderator Rosedian Andriani yang merupakan Dosen Universitas Primagraha (UPG)

Tiga Narasumber Webinar Nasional Series. (foto: tangkapan layar)

Dalam paparan materinya, Joli Afriani mengatakan bahwa tahap perkembangan implementasi Anak dimulai dari Memahami tahap perkembangan dan tugas perkembangan  anak, kemudian Mencatat perkembangan kemampuan, keterampilan dan perilaku anak, Membimbing anak untuk menguasai berbagai keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugas dan tahap perkembangannya, Memberi motivasi kepada setiap anak untuk melakukan apa yang diharapkan dan yang terakhir Bekerja sama dengan rekan sejawat, orangtua.

“Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak dimulai dengan Stimulasi untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak” ungkap Joli yang juga Ketua Perhimpunan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Medan.

Joli Afriany menambahkan, “Pada tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan) anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak.

“Orangtua juga memiliki kewajiban moral untuk memenuhi Kebutuhan Fisik dan Biologis anak Disabilitas yang meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh dan lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan & pengobatan, olahraga, bermain dan istirahat. Pungkas Joli.

Sementara Yuni Tanjung Utami selaku Dosen Pendidikan Khusus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai pembicara terakhir mengungkap Anak berkebutuhan khusus memiliki karakteristik, perilaku, emosi, dan fisik yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, dan hal itu harus menjadi perhatian orang tua agar anak dapat berkembang secara baik seperti anak pada umumnya.

“Hal-hal yang harus diperhatikan orang tua untuk kebutuhan perkembangan anak diantaranya; Orang tua harus lebih terbuka pemikirannya; Lakukan pengawasan sedari dini; Berikan motivasi, perhatian, dan bimbingan; Beradaptasi dengan anak; Meningkatkan kedekatan emosional dengan anak; Ajari anak untuk mengeksplor keterampilannya; dan Tanamkan kemandirian sejak dini” ungkap Yuni

Lebih lanjut Yuni mengingatkan, “Pola asuh dari orang tua merupakan tombak utama dalam perkembangan ABK, dengan pola asuh yang tepat maka anak dapat tumbuh dengan tepat pula. Keluarga harus memenuhi kebutuhan anak baik dalam pendidikan, sosial ataupun keterampilan lainnya. Dimana hal tersebut merupakan bekal kemandirian untuk anak berkebutuhan khusus di masa depan.” (red)

Please follow and like us:
fb-share-icon
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Follow by Email
WhatsApp