Serang, amalinsani.org. Pandemi yang telah mewabah dua tahun terakhir menyebabkan kualitas hidup dan pendapatan sebagian masyarakat menurun. Dampak dari wabah ini juga dirasakan dunia pendidikan. Terpanggil untuk mengatasi masalah ini, Dr. H. Fadlullah (akademisi UNTIRTA) bersama jamaah pengajian Al Aminah Pondok Pesantren Madinatul Ma’arif Ragas Grenyang berinisiatif mendirikan SDQ Amirul Mukminin. Sekolah Al Qur’an ini dibangun dengan semangat jihad fi Sabilillah. Membangun sistem pendidikan masjid dengan Al Qur’an sebagai kurikulum inti. Ilmu-ilmu dasar dipelajari, seperti bahasa, matematika, dan seni diorientasikan untuk mendalami isi kandungan Al Qur’an itu.
Pembiayaan pendidikan SDQ Amirul Mukminin diperoleh dari zakat infak dan sedekah. Alhamdulillah proses pembelajaran sudah berjalan sejak 6 Juli 2021. Progres rancangan model ini akan dievaluasi dan dilakukan perbaikan secara berkelanjutan. Beberapa minimal infak atau sedekah harian SDQ Amirul Mukminin? Menjawab pertanyaan ini Fadlullah mengajak masyarakat merenungkan hadits Nabi
عن عائشة أم المؤمنين: أَحَبُّ الأعمالِ إلى اللهِ أدْومُها وإن قَلَّ. أخرجه البخاري (٦٤٦٥)، ومسلم (٧٨٣) واللفظ له.
Dari Aisyah Ummul mukminin bahwa amal yang paling disukai oleh Allah adalah yang berkesinambungan meskipun sedikit. HR Bukhari Muslim.
Dalam rapat pembentukan Jamiyatul Walidain SDQ Amirul Mukminin hari Senin 26 Juli 2021 kembali menggarisbawahi bahwa amal yang berkesinambungan itu lebih dicintai oleh Allah, meskipun sedikit. Itulah mengapa anak-anak SDQ Amirul Mukminin dilatih sholat dhuha, sedekah, dan membaca Al-Qur’an setiap hari. Tentang besaran sedekah itu masing-masing bisa menimbang sesuai kesanggupan dan kepatutan.
Sambil berseloroh, Fadlullah menyampaikan ilustrasi “sedekah untuk sekolah lebih bernilai dan sebaiknya lebih banyak daripada bayar jasa parkir mobil di Mall atau penitipan kendaraan di rest area”. Intinya, bukankah segela kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita sendiri?
Pada saat rapat Jamiyatul Walidain, SDQ Amirul Mukminin menawarakan kewajiban berzakat. Secara dealektik, Fadlullah bertanya kepada hadirin: Sudahkah kita menunaikan zakat dari harta yang Allah berikan kepada kita? Bagi pegawai atau karyawan, kita mendapatkan gaji setiap bulan. Apakah sudah dikeluarkan zakatnya? Tunaikan zakat setiap bulan seperti para petani menunaikan zakat setiap panen.
وَءَاتُوا۟ حَقَّهُۥ یَوۡمَ حَصَادِهِۦۖ [الأنعام ١٤١]
Tunaikan zakatnya pada hari dipanen. (QS. Al An’am: 141)
Berapa banyak kadar zakatnya? Menurut para ahli fikih zakat profesi yang wajib ditunaikan sebesar 2,5% dari penghasilan. Silahkan masing-masing bisa menghitungnya sendiri. Kepada siapa zakat diberikan? Kepada delapan Ashnaf, satu diantaranya adalah penggiat jihad fi Sabilillah. Guru adalah penggiat jihad fi Sabilillah bil Hujjah wal Burhan. Itulah mengapa dalam tradisi kita jamaah pengajian menyerahkan zakat kepada Kyai, ustadz atau guru ngaji (meskipun tidak jarang Kiyai itu sendiri tergolong kaya daripada jamaahnya).
SDQ Amirul Mukminin tidak menarik SPP dari orang tua/wali santri. Tapi menguedukasi semua orang tua/wali santri membayar zakat setiap bulan di Sekolah dan membudayakan sedekah setiap hari. Sangat baik kita renungkan hadits nabi yang diriwayatkan Al Baihaqi berikut:
حصَّنوا أموالَكُم بالزَّكاةِ وردُّوا نائبةَ البلاءِ بالدُّعاءِ
أخرجه البيهقي في «شعب الإيمان» (٣٥٥٧)
Jagalah hartamu dengan zakat, dan tolak bala’ dengan doa.
Alhamdulillah telah terpilih Pengurus Inti Jam’iyatul Walidain SDQ Amirul Mukminin. Ketua (Ibu Mas’amah), wakil ketua (bu Noviana), sekretaris (ibu Ila), bendahara: (ibu Sri Suhendrawati), kordinator bid pendidikan (ibu Kholilah) dan kordinator bid. Sosial (ibu Ika Setiawati/mama Alika (kelas Abu Bakar).
Semoga denga terbentuknya Pengurus Jamiyatul Walidain SDQ Amirul Mukminin dapat mendukung ikhtiar terwujudnya Santri yang bervisi Qurani.
H. Fadhlullah mengingatkan, “Kita semua berkontribusi. Guru berkontribusi mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Masyarakat, khususnya orang tua/wali santri berkontribusi dengan zakat profesi dan bersedekah setiap hari. Tujuannya mendidik anak sholeh sebagai kader pemimpin bangsa di masa depan. Inilah ikhtiar kita bangkit dengan zakat, infak, dan sedekah. Semoga ini menjadi tabungan akhirat kita.” (red)
Tinggalkan Balasan