Bertempat di Auditorium UPG lantai 3, Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Literasi Keuangan : Tantangan dan Solusi Inklusi Digital Bagi Generasi Millenial di Era Pandemi. Jum’at, (26/02/2021)
Kegiatan Webinar menghadirkan Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Budi Widihartanto sebagai Keynote Speaker; Dr. H. Rizqullah, MBA selaku mantan Dirut BNI Syariah; Sari Laelatul Qodriah, M.SI selaku Dekan FEB Universitas Muhammadiyah Cirebon; dan Zulfikar, MM, RFP sebagai Finansial Planner.
Dalam sambutannya Achmad Rozi selaku Dekan FEB UPG mengatakan kegiatan Webinar ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang utuh kepada mahasiswa khususnya, terkait dengan Literasi Keuangan.
“Kami berharap mahasiswa dan masyarakat umum menjadi lebih cerdas dan kritis dalam aspek literasi keuangan, terlebih dimasa pandemic yang saat ini masih berlangsung.” Ujarnya
Budi Widihartanto selaku Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo yang didaulat menjadi keynote speaker dalam pemaparan materinya menyampaikan bahwa terdapat begitu banyak manfaat inklusi keuangan digital terhadap perekonomian, khususnya bagi regulator, pemerintah dan pihak swasta.
Lebih lanjut Budi menambahkan, “diantara manfaat inklusi keuangan tersebut adalah meningkatkan efisiensi ekonomi, mendukung stabilitas system keuangan, mendukung pendalaman pasar keuangan, mendukung peningkatan Human Development Indek (HDI), dan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi local dan nasional yang berkelajutan.” tegasnya.
Sementara Dr. Rizqullah memaparkan bahwa Sektor jasa keuangan memiliki peranan penting dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara global. Peran sektor keuangan ini dapat dilihat dari keberadaan trilogy pemberdayaan konsumen yang terdiri dari literasi keuangan, inklusi keuangan dan perlindungan konsumen.
“Tantangan Literasi dan Inklusi keuangan hari ini adalah Perlunya komitmen politik yang kuat dari otoritas tertinggi dalam mengampanyekan strategi literasi keuangan yang menyeluruh. Disamping itu, Kolaborasi antara sesama pemangku kebijakan dalam pendidikan keuangan (Otoritas Keuangan, Sektor Swasta, Sektor Pendidikan, Media dan aparat penegak hukum). “ ujar Rizqullah yang juga mantan Dirut BNI Syariah.
Sementara Sari Laelatul Qodriah dalam pemaparannya mengatakan, Jumlah investor di pasar modal selama pandemi meningkat drastis (tertinggi sepanjang sejarang) yaitu 590.000 dan Jumlah transaksi serta volume naik 60% transaksi oleh retail.
“Hampir semua saham-saham berfundamental bagus mengalami diskon besar-besaran seperti kejatuhan pasar tahun-tahun sebelumnya. Semakin maraknya aksi POMPOM dari berbagai individu/influencer dan membuat banyak investor pemula menjadi FOMO.” ujar Sari yang saat ini menjabat sebagai Dekan FEB Universitas Muhammadiyyah Cirebon. (aer)