Pembangunan ekonomi kerakyatan merupakan tugas dan tanggungjawab bersama stakeholder yang ada di setiap daerah, termasuk di Kabupaten Serang. Pemerintah daerah bersama-sama dengan masyarakat, baik unsur tokoh masyarakat, pemuda, ulama, akademisi dan mahasiswa menjadi bagian yang harus ikut memikirkan dan mengembangkan kemajuan dan kemandirian daerah, khususnya dalam bidang pembangunan ekonomi kerakyatan.
Pembangunan ekonomi kerakyatan yang sejak lama menjadi isu pembangunan daerah, hari ini berada pada posisi yang tidak terlalu menggembirakan. Berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi oleh ekonomi kerakyatan menjadi faktor penghambat yang cukup serius jika tidak dicarikan solusinya. Mulai dari rendahnya kualitas SDM, akses permodalan yang cukup ketat, birokrasi perbankan yang kompleks dan tingkat kreatifitas masyarakat yang masih rendah, dan yang paling serius adalah menjamurnya produk-produk asing dipasaran.
QOu Vadis Mahasiswa sebagai Agent of Change
Mahasiswa sebagai agent of Change yang diharapkan mampu menjadi katalisator daalam pembangunan ekonomi kerakyatan pun masih jauh dari harapan. Mahasiswa cenderung alergi untuk terjun dalam kegiatan ekonomi kerakyatan. Mahasiswa hari ini masih saja terlena dengan kenyamanan dirinya sebagai mahasiswa. Relative sangat sedikit Mahasiswa yang mau terjun bebas dalam gerakan-gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Mahasiswa seperti yang kita ketahui, memiliki peran sebagai agent of change maupun agent of social control yang artinya tugas mulia yang harus di selesaikan oleh mahasiswa selain belajar adalah untuk mengentaskan masalah yang ada dalam masyarakat sesuai dengan tri dharma perguruang tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian.
Dalam menyelesaikan masalah ekonomi yang ada di Indonesia, masalah terbesar yang harus dihadapi Indonesia adalah kapitalisme yang telah melahirkan pengusaha-pengusaha yang tidak mau berbagi. Hal inilah yang mengakibatkan ketimpangan sosial di masyarakat. Banyak orang dengan harta berlimpah namun masih banyak penduduk di bawah garis kemiskinan.
Hal itu yang harus mahasiswa mulai sadari akan pentingnya sistem ekonomi kerakyatan. Penerapan ekonomi kerakyatan akan mewujudkan pembangunan yang fokus pada usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat, bukan hanya pertambahan pendapatan negara. Harapannya, penerapan ekonomi kerakyatan ini akan mengembalikan substansi ekonomi dengan karakter asli daerah.
Dalam ekonomi kerakyatan merupakan suatu pola pembangunan untuk menyelaraskan distribusi pendapatan dengan mendorong masyarakat menuju kesejahteraan. Hal ini dapat dilakukan mahasiswa untuk membantu sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat yang terus mengalami kesenjangan pendapatan.
Maka dengan adanya mahasiswa-mahasiswa melakukan aktivitas seperti nongkrong dan mengerjakan tugas di cafe atau memakai pakaian dengan brand lokal yang dimiliki masyarakat dapat menjadikan jalan keluar bagi suatu negara memperkecil kesenjagan social karena perputaran uang akan sehat dan berputar bagi masyarakat-masyarakat kecil.
Kondisi Obyektif Ekonomi Kerakyatan hari ini
Saat ini Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19 yang berdampak pada kemunduran perekonomian negara. Dampak ini tentunya juga dirasakan UMKM dan koperasi sebagai objek utama dalam ekonomi kerakyatan. Data dari kementerian koperasi menggambarkan bahwa 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi Covid-19 (Amri, 2020).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk UMKM dan koperasi dengan menyalurkan program bantuan pemerintah, seperti Kartu Prakerja, subsidi tarif listrik, dan Keluarga Harapan. Hal ini dilakukan sebagai usaha jangka pendek pada masa pandemi saja. Namun perlu kita ketahui bahwa pada era new normal pun UMKM juga harus beradaptasi kembali.
UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) belakangan memiliki kontribusi yang sangat penting di dalam perekonomian Indonesia, hal ini dikarenakan sifat usaha UMKM yang lebih fleksibel dalam menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan pasar. UMKM mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dengan investasi yang kecil. Usaha-usaha UMKM akan lebih diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi suatu lingkungan, dimana pasar berfungsi secara efektif dalam menyediakan berbagai jasa yang memungkinkan pertumbuhan bisnis.
Agenda Mahasiswa
Generasi muda dari kalangan organisasi kemahasiswaan perlu lebih meningkatkan perannya dalam bidang pemberdayaan masyarakat, terutama di bidang sosial dan ekonomi. Melalui bidang ini, kontribusi mereka di tengah masyarakat akan semakin terasa, terutama dalam mewujudkan keadilan sosial dan ekonomi yang lebih baik lagi di masa datang.
Banyak potensi ekonomi yang belum tergarap secara optimal, seperti kegiatan ekonomi berbasis budaya. Dengan keragaman budaya dan tradisi Indonesia, potensi ekonomi di sektor ini sangat besar. Menurut data BPS, setidaknya ada sekitar 300 kelompok etnik yang ada di Indonesia, yang masing-masing mempunyai karakter budaya dengan kearifan lokalnya masing-masing.
Budaya dan produk budaya ini sangat membutuhkan ide-ide kreatif, sehingga mempunyai nilai ekonomi, dan potensinya sangat besar. Banyak negara, seperti Jepang dan Korea Selatan berhasil mengembangkan tradisi dan budaya mereka menjadi bernilai ekonomi yang tinggi, dan potensi ini juga ada di Indonesia. Dan, yang tidak kalah penting, pengembangan ekonomi berbasis budaya ini juga bisa menjadi jalur yang efektif untuk pemerataan ekonomi.
Baca Juga : Empat Kiat Membangun Kebiasaan Positif
Untuk bisa lebih meningkatkan kontribusi nyata dalam pembangunan daerah, organisasi kemahasiswaan perlu mendorong dan membantu peningkatan semangat kewirausahaan para anggotanya. Ini bisa dilakukan melalui reposisi orientasi generasi muda, yang sampai saat ini sebagian besar masih ingin menjadi pekerja. Merancang berbagai program kerja sama dan pelatihan dengan pelaku industri yang sudah mapan, adalah salah satu pilihan dalam upaya meningkatkan semangat kewirausahaan.
Mahasiswa perlu melakukan reposisi, untuk tidak lagi bercita-cita hanya mencari pekerjaan, tapi bagaimana menciptakan lapangan kerja. Ini membutuhkan semangat kewirausahaan yang tinggi. (Wallahu’alam Bishowab)
Artikel dapat di unduh disini.
Penulis: Achmad Rozi El Eroy (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Primagraha)