Oleh: Achmad Rozi El Eroy

 

“Orang yang sabar adalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan. Sabar bukanlah sebuah bentuk keputusasaan tapi merupakan optimisme yang terukur.”

Apakah anda termasuk orang yang selalu dalam himpitan masalah? Saya yakin bahwa siapapun anda, pasti pernah mengalami dan menghadapi masalah. Sepanjang nyawa masih melakat dalam badan, maka sejatinya siapapun orangnya yang masih hidup di bumi ini pasti akan menghadapi masalah, karena masalah ada di mana-mana, mulai dari kolong jembatan sampai istana kekuasaan. Dari anak-anak hingga kakek-nenek, semua berhadapan dengan masalah, prinsipnya setiap jiwa memiliki masalah.

Pertanyaan saya, bagaimana sikap anda dalam menghadapi masalah tersebut? Apakah anda termasuk orang reaktif, aktif atau cenderung pasif dalam menghadapi masalah?  Jawaban dari tiga pilihan tersebut, tentunya hanya anda yang paling tahu dan paling memahami. Dan kecenderungan anda dalam memilih salah satu dari ketiganya secara umum akan menentukan hasil akhir dari penyelesaian masalah anda. Disamping itu, saya juga percaya bahwa banyak cara lain yang bisa dilakukan oleh orang dalam menghadapi masalah-masalah hidupnya, dari yang mulai menggunakan pendekatan rasional, irasional, spiritual maupun pendekatan lainnya yang dianggap mampu menyelasaikan masalah itu sendiri.

Dr. Aidh Al-Qarni dalam bukunya La Tahzan menuturkan bahwa jika Rasulullah Saw ditimpa sebuah ketakutan, maka beliau akan segera melakukan shalat, dimana suatu waktu beliau Saw berkata kepada Bilal, “Ketenanganku ada pada shalat.”  Lebih lanjut Aid Al-Qarni menjelaskan, Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit dan tiup muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah.

Allah dalam firman-Nya mengabarkan bagaimana cara untuk menghadapi masalah-masalah hidup yang datang dan menerpa setiap orang dan cara yang di perintahkan oleh Allah adalah dengan shalat.

Sebagaimana firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

Dan dalam firman-Nya yang lain disebutkan, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. Thaha [20]: 132).

Beriringan dengan kata shalat, dalam menghadapi masalah kita juga harus bersabar. Menurut Aidh Al-Qarni sabar adalah kemampuan jiwa untuk senantiasa berlapang dada, berkemauan keras, serta memiliki ketabahan yang besar dalam menghadapi masalah kehidupan. Bahkan tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi dengan sabar. Dengan bersabar, masalah apa pun, insya Allah akan tersolusikan. Seberapa pun besar permasalahan yang kita hadapi, tetaplah bersabar, karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan. Karena janji Allah adalah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.

Renungkanlah firman-Nya, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155).

Secara psikologis kita harus bisa memaknai kesabaran sebagai suatu kemampuan untuk menerima, mengolah, dan menyikapi kenyataan. Jadi sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu untuk mencapai ridho Allah. Maka orang yang sab aradalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan. Sabar bukanlah sebuah bentuk keputusasaan tapi merupakan optimisme yang terukur.

Ketika menghadapi situasi dimana kita harus marah misalnya maka marahlah secara bijak dan diniatkan untuk kebaikan bersama. Ingatlah bahwa shalat yang baik akan menghasilkan kemampuan bersabar. Sebaliknya kesabaran yang baik akan menghasilkan shalat yang berkualitas yaitu terjadinya dialog dengan Allah sehingga melahirkan kenikmatan, ketenangan yang tak terhingga di hati.

Barangsiapa yang mampu merasakan nikmatnya berdialog dengan Allah di dalam Shalat maka niscaya Allah akan membuka lebar-lebar pintu pertolongan-Nya. Sudahkan shalat kita demikian? Jika kita belum shalat seperti layaknya kita sedang berdialog dengan-Nya, maka marilah kita berusaha menegakkan shalat dan mewarnai kehidupan kita penuh kesabaran agar pintu pertolongan senatiasa terbuka lebar untuk kita. [***]

 

Please follow and like us:
fb-share-icon
Tweet 20
fb-share-icon20